5,292 research outputs found

    KESESUAIAN APLIKASI TEKNOLOGI DI UPT LOGAM, CV. TUNAS KARYA, DAN PT. DHEAWINA TEKNO SEBAGAI TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FT UNY

    Get PDF
    KESESUAIAN APLIKASI TEKNOLOGI DI UPT LOGAM, CV. TUNAS KARYA, DAN PT. DHEAWINA TEKNO SEBAGAI TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FT UNY Oleh: Adhi Tri Setiono NIM. 11503244013 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kondisi, (2) jenis teknologi, (3) tingkat teknologi, dan (4) kesesuaian antara jenis dan tingkat teknologi di UPT Logam, CV. Tunas Karya, dan PT. Dheawina Tekno sebagai tempat pelaksanaan praktik industri dengan kompetensi mahasiswa praktikan PI Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di UPT Logam, CV. Tunas Karya, dan PT. Dheawina Tekno. Sumber data penelitian primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi peneliti dan wawancara dengan staf maupun pegawai di Industri. Sumber data penelitian sekunder dalam penelitian ini adalah catatan atau dokumentasi dari pihak industri dan laporan 5 mahasiswa yang pernah melaksanakan praktik industri di UPT Logam, CV. Tunas Karya, dan PT. Dheawina Tekno. Alat bantu instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman telaah dokumen, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ketiga industri tersebut memiliki fasilitas yang memadai, peralatan yang berfungsi dengan baik, dan sistem perawatan yang terstruktur dengan baik, (2) jenis teknologi yang digunakan di ketiga industri meliputi teknologi manual, semi otomatis, dan otomatis, (3) tingkat teknologi yang ada di ketiga industri meliputi teknologi rendah, sedang, dan teknologi tinggi. (4) jenis dan tingkat teknologi yang digunakan di ketiga industri sudah sesuai dengan kompetensi mahasiswa praktikan dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan wawasan kewirausahaan bagi mahasiswa praktikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY. Kata kunci: kesesuaian, teknologi, praktik industri

    Analisis Tekno-Ekonomi Industri Tahu: Studi Kasus Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tekno ekonomi industrI tahu: studi kasus Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. Kajian tekno-ekonomi memuat tentang pembuatan sebuah keputusan (decision making), Metode analisis tekno ekonomi yaitu:  Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP) dan Break Even Point (BEP). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) NPV 12%/tahun dalam 12%/tahun pada discount faktor 12% yaitu sebesar Rp. 808,039,153 sebesar 1,18 (>1); (b) perhitungan BCR menunjukkan bahwa jika pengeluaran sebesar Rp 2,417,921 akan menghasilkan penerimaan benefit sebesar Rp 808,039,153; (c) IRR sebesar 83% (>1%); dan (d) pengembalian investasi dengan perhitungan PP yaitu selama 1,42 tahun; serta (e) BEP unit/produksi sebasar dengan rata-rata kapasitas produksi Rp 864.000.000, dan BEP harga sebesar Rp kapasitas 4.320.000.000. Berdasarkan lima kriteria metode analisis tekno ekonomi yaitu NPV, BCR, IRR, PP, dan BEP yang menunjukkan usaha pengolahan tahu layak untuk dikembangkan

    KESESUAIAN APLIKASI TEKNOLOGI DI UPT LOGAM, CV. TUNAS KARYA, DAN PT. DHEAWINA TEKNO SEBAGAI TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FT UNY

    Get PDF
    KESESUAIAN APLIKASI TEKNOLOGI DI UPT LOGAM, CV. TUNAS KARYA, DAN PT. DHEAWINA TEKNO SEBAGAI TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FT UNY Oleh: Adhi Tri Setiono NIM. 11503244013 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kondisi, (2) jenis teknologi, (3) tingkat teknologi, dan (4) kesesuaian antara jenis dan tingkat teknologi di UPT Logam, CV. Tunas Karya, dan PT. Dheawina Tekno sebagai tempat pelaksanaan praktik industri dengan kompetensi mahasiswa praktikan PI Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di UPT Logam, CV. Tunas Karya, dan PT. Dheawina Tekno. Sumber data penelitian primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi peneliti dan wawancara dengan staf maupun pegawai di Industri. Sumber data penelitian sekunder dalam penelitian ini adalah catatan atau dokumentasi dari pihak industri dan laporan 5 mahasiswa yang pernah melaksanakan praktik industri di UPT Logam, CV. Tunas Karya, dan PT. Dheawina Tekno. Alat bantu instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman telaah dokumen, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ketiga industri tersebut memiliki fasilitas yang memadai, peralatan yang berfungsi dengan baik, dan sistem perawatan yang terstruktur dengan baik, (2) jenis teknologi yang digunakan di ketiga industri meliputi teknologi manual, semi otomatis, dan otomatis, (3) tingkat teknologi yang ada di ketiga industri meliputi teknologi rendah, sedang, dan teknologi tinggi. (4) jenis dan tingkat teknologi yang digunakan di ketiga industri sudah sesuai dengan kompetensi mahasiswa praktikan dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan wawasan kewirausahaan bagi mahasiswa praktikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY. Kata kunci: kesesuaian, teknologi, praktik industri

    ANALISA TEKNO EKONOMI PERANCANGAN PEWARNA ALAMI UNTUK INDUSTRI KAIN JUMPUTAN PALEMBANG

    Get PDF
    Warna merupakan kunci utama dalam usaha tenun kain jumputan. Pewarnaan dengan pewarna sintetis menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan dan lingkungan. Pewarna yang paling aman bagi kesehatan dan lingkungan adalah pewarna alami. Kendala dalam penggunaan pewarna alami yaitu kesulitan mendapatkan pewarna alami karena harus dibuat sendiri, lama proses pewarnaan. Selain itu penggunaan jenis bahan fiksasi dan jumlah/konsentrasi paling penting di pewarnaan jumputan. Kendala ini dapat diatasi dengan merancang pewarna alami tekstil yang mudah digunakan. Setelah dirancang, maka perlu dilakukan suatu analisa teknoekonomi. Dari Aspek teknis, pewarna alami ini dirancang dengan perancangan eksperimen (desain faktorial). Pada perancangan eksperimen ini didapatkan produk pewarna alami dengan perbandingan antara bahan dan volume air 1:10 dan lama pemanasan 60 menit. Total harga pokok produksi (HPP) pewarna dari daun jati dan daun suji sama yaitu Rp22.507,95 per 1 liter, dengan margin keuntungan 30% makan harga jual Rp 29.260,35 per 1 liter, Break even point dalam unit sebesar 1391464 liter dan dalam rupiah sebesar Rp 42.818,709,00. Total harga pokok produksi (HPP) pewarna dari Kunyit sebesar Rp 26.707/liter, harga jual Rp 34.720,34/liter, Break even point dalam unit sebesar 1684 liter dan dalam rupiah sebesar Rp 58.450.653,10. Total harga pokok produksi (HPP) pewarna dari kulit buah naga sebesar Rp 25.507,95/liter, harga jual Rp 33.160,34/liter, Break even point dalam unit sebesar 1354 liter dan dalam rupiah sebesar Rp 57.980.868,18. Pewarna alami ini diuji coba dan diperuntukan bagi industri kain jumputan Palembang. Pewarna yang dihasilkan dalam bentuk emulsi atau slurry pewarna tekstil dengan bahan fiksasi tawas

    Analisa Tekno Ekonomi Briket Arang Dari Sampah Daun Kering

    Get PDF
    Kebutuhan energi di dunia hingga saat ini cenderung bergantung pada bahan bakar fosil. Pengembangan energi alternatif masih kurang mendapat perhatian, sementara Indonesia memiliki potensi untuk melakukan pengembangan energi alternatif khususnya dari biomassa. Salah satunya adalah pemanfaatan sampah daun yang dapat dilakukan adalah dengan pembuatan briket. Briket sampah daun sebagai alternatif bahan bakar dapat menjadi solusi ditengah krisis energi. Secara ekonomi bahwa pembuatan briket dari sampah daun ini bisa menjadi bisnis yang sangat menjanjikan. Pembuatan briket sampah daun kering ini dapat dilakukan dengan teknik mulai yang paling sederhana. Maka perlu dilakukan analisa tekno ekonomi briket arang dari sampah daun kering ini. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan dua jenis perekat briket yaitu tepung tapioka dan sagu dengan persentase berat 30% dari berat arang sampah daun kering. Kemudian akan dilakukan uji kualitas terhadap kedua perekat ini dengan melakukan Uji Kadar Air, Uji Kadar Abu, uji kadar karbon dan Uji Kadar Kalor. Kemudian dilakukan perbandingan Mutu Briket Berdasakan SNI Parameter no.1/6235/2000 sebagai bagian dari aspek teknis. Tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah menghitung biaya serta harga jual briket dari sampah daun kering dengan menggunakan perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP, Break Even Point (BEP) dan Payback Period (PP). Kemudian dilakukan perbandingan nilai ekonomi briket arang sampah daun kering ini dengan minyak tanah dan gas LPG sebagai aspek ekonomi. Hasil penelitian ini adalah perekat briket yang terbaik adalah tepung tapioka karena menghasilkan nilai kadar air yaitu 25%, kadar abu 13,85%, kadar karbon 61,15% dan nilai kalor 7100,23 kalori. Sedangkan untuk pengujian perekat sagu adalah kadar air yaitu 23,08%, kadar abu 10,5%, kadar karbon 69,41% dan nilai kalor 6325,66 kalori. Jika dibandingkan dengan perbandingan mutu briket SNI no.1/6235/200, hanya kadar karbon yang belum memenuhi untuk kedua jenis perekat tersebut. Adapun hasil perhitungan harga pokok produksi, untuk memproduksi briket dengan kapasitas 15.000 kg briket per tahun adalah Rp 42.312.600,00 dengan harga pokok produksi Rp 2.820,00/kg dan harga jual yang dapat ditawarkan kepada konsumen sebesar Rp 4.300/Kg. Pada perhitungan ekonomi ini juga diperoleh nilai BEP (kg) yaitu 15.008,75 kg dan BEP dalam rupiah yaitu Rp 42.324.675,00. Sedangkan Payback period nya adalah selama 90 hari

    Teknologi 4g-lte Dan Tantangan Konvergensi Media Di Indonesia

    Full text link
    Tulisan ini membahas tentang kemunculan teknologi 4G-LTE di Indonesia dan tantangan konvergensi media di Indonesia, dimana pada saat ini teknologi 4G-LTE mulai diterapkan di Indonesia, khususnya kawasan Jabodetabek sejak 2013 yang lalu. Kecepatan bandwith koneksi Internet dengan menggunakan teknologi 4G-LTE yang konon mampu mencapai 10 kali lipat kecepatan akses 3G mendorong penerapan konvergensi media di Indonesia. Kemunculan teknologi 4G-LTE membuka kesempatan luas bagi munculnya media-media baru di Indonesia dan memberikan tantangan untuk melakukan konvergensi media yang telah ada. Khalayak cukup memiliki satu perangkat dengan teknologi 4G-LTE untuk mengakses semua bentuk komunikasi nirkabel dan semua bentuk media massa yang ada saat ini. Tipe penelitian menggunakan interpretatif kualitatif. Fokus penelitian ini adalah analisis isi pada pemberitaan mengenai penerapan teknologi 4G LTE di Indonesia dan konvergensi media dalam kurun waktu satu tahun terakhir (November 2013 – Oktober 2014) pada media online Kompas Tekno. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis isi dengan paradigma atau pendekatan konstruksionis. Penelitian ini menggunakan pendekatan Analisis wacana model Krippendorff yang mencoba mengungkapkan nilai-nilai (values) yang berkembang dalam pemikiran pembuat teks untuk memberikan informasi atau wawasan tentang sesuatu hal yang prinsipil yang disampaikan secara tidak langsung

    Kajian Tekno Ekonomi Dalam Pengembangan Sistem Industri Sabut Kelapa Untuk Usaha Kecil Dan Menengah Di Sulawesi Utara

    Get PDF
    The coconut industry in North Sulawesi has not maximized coconut husk in its business. Most only use the flesh as copra, crude oil (CCO), and cooking oil. From several research results, it turns out that the portion of coconut husk utilization is still very limited in management, and even thrown away. This study aims to analyze the technological and economic feasibility (techno-economy) of the development of the coconut husk industrial system as an effort to provide stakeholder considerations in increasing the value and income of coconut farmers in North Sulawesi. This research was conducted for three months with survey locations in 2 (two) coconut producing areas in North Sulawesi Province, namely South Minahasa Regency and Bitung City. The research method was carried out by conducting surveys and interviews with coconut farmers, entrepreneurs, local government agencies and with experts, then calculating and studying several parameters for measuring the economic value of alternative technologies and equipment used. The results showed that from the measurement of the NPV (Net Present Value), net B/C ratio, IRR (Internal Rate of Return) and PP (Payback Period) it is known that several alternative systems for the development of the coconut husk industry with fiber, cocopeat and rope products are feasible to be developed in South Minahasa Regency and Bitung City. Several things that are very important in the feasibility of developing this agro-industrial system are equipment technology (process), prices of processed products (output) and a continuous market/off taker. The investment value of processing equipment technology is relatively high, so to increase the enthusiasm of small and medium enterprises (SMEs) it really needs government intervention in equipment technology assistance and market certainty

    Pertumbuhan Produktivitas Perusahaan Manufaktur Indonesia dan Penanaman Modal Asing: Penerapan Metode Dekomposisi

    Get PDF
    Tulisan ini mengkaji pertumbuhan produktivitas perusahaan lokal Indonesia dikarenakan masuknya penanaman modal asing (PMA). Dengan memanfaatkan data survei perusahaan manufaktur oleh Badan Pusat Statistik (BPS) periode 1988-2000, tulisan ini mendekomposisi pertumbuhan produktivitas (productivity growth) perusahaan manufaktur Indonesia menjadi tiga sumber penting: perubahan efisiensi teknis, kemajuan teknologi, dan perubahan efisiensi skala. Hasil memperlihatkan bahwa rata-rata pertumbuhan produktivitas total (TFP) antara 1988 dan 2000 adalah 3,51, dan sumber utama yang berkontribusi terhadap pertumbuhan produktivitas berasal dari kemajuan teknologi. Temuan menarik muncul ketika data dibagi menjadi dua kelompok: perusahaan asing dan perusahaan lokal. Ditemukan bahwa perusahaan asing mengalami pertumbuhan produktivitas yang lebih besar daripada perusahaan lokal, khususnya pada periode krisis ekonomi

    Perkembangan Teknologlpan Lmpljkasinya pada Bidangpendldlkan

    Full text link
    Perkembangan teknologi seca~aglobC!-l,teiah menunjukkangejala perkembangan yang pe,sat". Demikian "·pulaprosesalih teknologi yang dilakukanoleh pemerintah te-Iahmenghasilkan perkembangan. teknologi:;dan industri-dalam. negeri yang pesat pula,. baik ,dalarp ,bidaIlg"te~nplog~ komuni'kasi, kohstruksi, transporta:,si ma!lpim. pr~d~~s.i. ·~rry~-nufakt'ur..Proses alih teknologi yang dilakukan, pem'erintah' ya,ng mer~;..pakan proses pembudayaan teknologi dad·atas~ meny:ebabJ<:ariterjadinya kesenjangan antarakemaliJan ~ lPTEK-;[email protected]". .penguasaan IPTEK ma~yarakat Indone~ia. Untuk::meng¥lfa~i,'kesenjarygan ini disarankan untuk rn:emasukkan' p.rogt:a~ ',tek~'nologi ke dalam kuri~uh.imsekolah-se'~oiah:$D;:'·S~,P#, .~dap:SMA. Program 'tekno!ogi "-ini harus 'disesua'U~a.n'd~ngan ling:-:kat perkembangan anak' didikpada- -s~trap je~jang.' Seh1ngga'struktur program dapat.- disusun sebagai.·bedkut, yaHu, pro,..gram siJdiJr teknologi untuk SD; program orieritasj" teknolqgiuntuk SMP; dan program persiapan teknologi" uht.l1:k SMA

    Dampak Kebijakan Peningkatan Techno-economy pada Industri Tekstil sebagai Upaya Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Bangsa

    Full text link
    Kunci utama kemandirian bangsa adalah daya saing nasional yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif.Peningkatan kapasitas IPTEK dan produktivitas adalah kunci succes meraih daya saing industri dan bangsa secaraberkelanjutan. Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kapasitas SDM melalui pengembangan IPTEK danproduktivitas berkelanjutan yang kuat harus didukung oleh pembangunan nasional semesta berencana di bidangekonomi, sosial, budaya dan lingkungan secara seimbang merupakan syarat mutlak dalam upaya meningkatkan dayasaing global secara berkelanjutan. Paradigma baru “Techno-economy” atau Technopreneur di era globalisasi lebihmampu memberikan kontribusi signifikan melalui peningkatan kapasitas, produktivitas dan inovasi dalampeningkaan daya saing bangsa berkelanjutan. Artinya, untuk mewujudkan daya saing nasional berkelanjutan, di eraglobal harus diukur dari seberapa besar kemampuan IPTEK sebagai faktor utama ekonomi dalam menggantikanperan modal, lahan, energi untuk peningkatan daya saing bangsa. Hasil riset menegaskan bahwa kebijakanpemerintah dalam peningkatan kapasitas SDM melalui penguasaan IPTEK pada industri Tekstil dan Produk Tekstil(TPT) lebih mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing kompetitif melalui peningkatan efisiensi,produktivitas, kreatifitas dan inovasi yang dibangun melalui integrasi “Techno-economy” yang berwasan lingkunganglobal berkelanjutan. Artinya, upaya peningkatan daya saing bangsa, harus direncanakan dan dibangun melaluitekno-ekonomi yang berwawasan lingkungan, karena era baru pembangunan nasional dan daya saing global harusberbasis pada pembangunan kapasitas manusia dan kelestarian lingkungan berkelanjutan
    corecore